Soyen Shaku


Sang Guru Soyen Shaku wafat pada usia enam puluh satu tahun, tetapi tidak sebelum ia menyelesaikan tugas yang  diserahkan kepadanya - ia mewariskan pengajaran yang lebih beragam dan tinggi daripada sebagian terbesar guru-guru Zen. Diceritakan bahwa murid-muridnya kadang-kadang tidur sesudah makan siang karena merasa lesu selama musim panas. Meskipun ia sendiri tidak pernah membuang waktu barang satu menit pun, Soyen tidak pernah mengatakan sepatah katapun mengenai kelemahan murid-muridnya ini.

Pada usia dua belas tahun Soyen sudah mempelajari ajaran-ajaran filsafat sekolah Tendai. Pada suatu hari di musim  panas,  suhu  begitu  tinggi dan  udara  melelahkan, sehingga Soyen yang masih kecil, karena melihat bahwa gurunya sedang  pergi,  tidak dapat menahan kantuknya dan tertidur.
Ia baru bangun karena terkejut, ketika ia mendengar gurunya masuk. Namun terlambat, Ia terbaring di  lantai, badannya membujur di depan pintu.

"Maafkan aku, maafkan aku," bisik gurunya yang dengan sangat hormat melompati tubuh Soyen yang terbujur itu, seolah-olah tubuh seorang tamu yang sangat terhormat. Sesudah itu Soyen tidak pernah tidur lagi pada siang hari.

Doa Sang Katak 2, Anthony De Mello

Misa Untuk Seekor Anjing

Seseorang berkata  kepada  Pastor  paroki, "Pastor, kemarin anjing saya mati. Dapatkah pastor mempersembahkan misa untuk kedamaian jiwanya?"

Pastor itu marah. "Kami  tidak  mempersembahkan misa untuk binatang,"  katanya  tajam. "Engkau dapat mencobanya di gereja baru di sebelah sana. Mungkin mereka mau berdoa untuk anjingmu."

"Saya  sungguh mencintai makhluk kecil itu," kata orang itu, "dan saya ingin melepasnya dengan baik. Saya  tidak  tahu berapa biasanya yang dipersembahkan untuk kesempatan-kesempatan seperti ini. Apakah  lima  ratus  ribu dollar cukup?"

"Tunggu  sebentar," kata pastor itu. "Mengapa engkau tadi tidak mengatakan kepada saya bahwa anjingmu Katolik?!"


Doa Sang Katak 2, Anthony De Mello

Ketinggalan Jaman?

Ketika seorang murid mengeluh bahwa spiritualitas Sang Guru perlu disesuaikan dengan perkembangan jaman, Sang Guru hanya tertawa. Kemudian ia menceritakan kisah seorang pelajar yang mengatakan kepada seorang penjual buku, "Tidak adakah buku anatomi yang lebih baru? Buku-buku yang ada di sini sudah berumur 10 tahun atau lebih!"

Kata penjual buku, "Dengarlah, Nak. Tidak ada penambahan tulang apa pun dalam tubuh manusia selama 10 tahun terakhir ini."

Berbasa-basi Sejenak, Anthony De Mello

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Demikian pula halnya, tidak ada penambahan apa pun dalam kodrat manusia selama 10.000 tahun terakhir ini."

Kepuasan Dalam Penderitaan

"Mengapa orang tidak bahagia? Karena mereka mendapatkan kepuasan yang janggal dari penderitaan mereka," kata Sang Guru.

Ia menceritakan bagaimana ketika suatu kali ia berada di tempat tidur bagian atas di sebuah kereta api, pada suatu malam. Ia tidak bisa tidur, karena dari tempat tidur bawah seorang wanita terus-menerus mengeluh, "Oh, betapa hausnya saya ... Aduh, betapa hausnya saya."

Terus-menerus suara keluhan itu terdengar. Akhirnya, Sang Guru turun ke bawah, berjalan melalui gang sepanjang kereta api, mengisi dua cangkir besar dengan air, membawanya dan memberikannya kepada wanita malang itu.

"Bu, minumlah air ini."

"Oh, baik sekali Anda. Terima kasih."

Sang Guru kembali ketempat tidur. Ia menyamankan badannya dan ketika hampir pulas dari bawah terdengar lagi suara keluhan, "Oh, betapa hausnya saya tadi... Aduh, betapa hausnya tadi."

Berbasa-basi Sejenak, Anthony De Mello

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Tak usah khawatir, kita tak akan pernah kekurangan alasan untuk selalu mengeluh"

Bahasa Ilahi

Sewaktu mendengar Sang Guru mengidungkan ayat-ayat Sanskrit dengan merdu, seorang ahli bahasa Sanskrit sangat terpikat.
Lalu ia berkata, "Saya mengetahui bahwa tak ada bahasa di bumi ini seindah bahasa Sanskrit untuk mengungkapkan hal-hal yang ilahi."

"Jangan bodoh," kata Sang Guru. "Bahasa yang ilahi bukan Sanskrit. Bahasanya adalah Keheningan."


Berbasa-basi Sejenak, Anthony de Mello